Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Tuesday, April 8, 2008

Menyongsong Masa Depan Telekomunikasi Berbasis IP

Jakarta - Di era konvergensi komunikasi dan informasi, layanan telekomunikasi berbasis protokol internet atau IP based services menjadi suatu keniscayaan. Mau tak mau, seluruh pihak industri dan regulasi terkait dituntut untuk mengambil ancang-ancang demi menyongsong kelahiran basis telekomunikasi masa depan.

Pemerintah sendiri tengah menyiapkan paket kebijakan untuk menyambut implementasi layanan telekomunikasi berbasis IP. Begitu juga industri, khususnya operator telekomunikasi yang nantinya bertindak sebagai penyedia jaringan layanan secara massal.

Telkom dan Indosat selaku operator telekomunikasi dominan (incumbent) di negeri ini mengaku telah siap mengimplementasikan jaringan layanan berbasis IP. Begitu pula dengan Excelcomindo Pratama (XL) dan Bakrie Telecom yang terkenal dengan gebrakan inovatifnya.

Telkom sendiri menilai, meski tren layanan suara masih mendominasi pendapatan operator, namun grafik dari layanan data telekomunikasi terus mengalami peningkatan signifikan.

"Hal itulah yang menjadikan layanan berbasis IP begitu penting untuk menghemat biaya telekomunikasi," tutur Direktur Network & Solution Telkom I Nyoman G Wiryanata di sela Round Table Discussion: The Future of Telecommunication yang diselenggarakan oleh ICT Watch dan didukung oleh detikINET di Depkominfo Jakarta, Rabu (26/3/2008).

Menurut Nyoman, ada empat kunci sukses untuk memenangkan persaingan dalam implementasi IP menggunakan jaringan masa depan Next Generation Network (NGN) yaitu, kesiapan intrastruktur, jasa dan produk, penyediaan perangkat CPE, dan kompetensi.

Sementara Indosat berpendapat, era konvergensi berbasis IP nantinya harus diantisipasi oleh para pemain industri baik regulator, pelaku bisnis maupun konsumen.

Menurut Direktur Pemasaran Indosat Guntur S. Siboro, pelaku industri beranggapan bahwa pada era konvergensi permintaan jasa dari pelanggan akan semakin beragam seiring dengan perkembangan teknologi sehingga mendorong para pelaku untuk harus terus berinovasi.

"Namun di sisi lain, peran serta regulator sangat penting mengingat perlu adanya regulasi yang harus disiapkan untuk mengantisipasi era konvergensi yang sedang berkembang," ujarnya.

Hal itu diamini Direktur Jaringan XL, Dian Sisworini. Menurutnya, selain kesiapan infrastruktur jaringan operator, pemerintah serta regulator perlu mempertimbangkan untuk memberi lisensi jaringan layanan Broadband Wireless Access (BWA) agar implementasi IP dengan NGN bisa lebih optimal.

Sementara, Bakrie yang selama ini berkutat dalam layanan telepon nirkabel terbatas FWA berbasis CDMA pun mengaku telah siap mengimplementasikan jaringan layanan berbasis IP.

"Saat ini sekitar 75 persen jaringan dan transmisi kami telah dilengkapi dengan teknologi berbasis IP," kata Wakil Direktur Utama Bakrie Telecom, Muhammad Buldansyah.

Di sisi lain, Nokia Siemens Network (NSN) yang dikenal sebagai penyedia infrastruktur jaringan, optimistis layanan suara akan tetap mendominasi sektor telekomunikasi hingga memakan 90 persen trafik yang ada.

Target ini diyakini Presiden Direktur NSN Arjun Trivedi akan tercapai seiring dengan teknologi internet yang semakin dominan. NSN pun mengaku siap mendukung pencapaian target tersebut dengan jaringan yang dimiliki NSN.

"Beberapa jaringan yang berhasil diimplementasikan NSN adalah i-HSPA, LTE dan Wimax. Seluruh jaringan ini memiliki teknologi berbasis IP," kata dia sambil mengklaim ketiga teknologi tersebut mampu meningkatkan kinerja operator karena mampu menekan faktor biaya.

"Peningkatan kinerja dan biaya rendah merupakan kabar baik bagi operator sehingga mereka bisa membuat layanan yang murah bagi pelanggan mobile. Target kami pada 2015 sebanyak 200 juta orang di Indonesia terkoneksi jaringan internet," tandasnya.

No comments: